Rahim Turun, Simak Penjelasan Berikut!
25 Januari 2022
Suhendra Fu Pengusaha Muda Dengan Hati Yang Mulia
27 September 2021
Jakarta, SimaNews – Warga China memboikot produk Nike dan H&M karena tak terima dengan kritik soal kerja paksa warga Uighur yang diduga terjadi di pabrik kapas di Provinsi Xinjiang.
Melansir CNN Business, H&M dan Nike sudah menjadi ‘bulan-bulanan’ masyarakat China di media sosial Weibo dalam beberapa waktu terakhir.
“Pakaian H&M adalah pakaian usang. Mereka tidak pantas mendapatkan kapas Xinjiang,” tulis salah satu komentar dari netizen China di Weibo, seperti dikutip Kamis (25/3/2021).
Sementara China People’s Daily, salah satu media nasional di sana menyebut kedua brand ternama itu sejatinya mendapat untung besar di China, tapi justru menyerang negara dengan kebohongan.
“Kapas Xinjiang berwarna putih dan tanpa cacat. Mereka mendapatkan keuntungan besar di China, tetapi menyerang negara dengan kebohongan pada saat yang sama,” tulis media tersebut.
Boikot juga datang dari ambasador H&M China, Huang Xuan yang dikenal sebagai aktor. Ia telah menyatakan tidak lagi bekerja sama dengan H&M.
Begitu juga dengan aktor Wang Yibo, yang juga memutus hubungan kerja dengan Nike. Ia juga menentang keras pernyataan yang mencoreng nama China.
Bahkan, sejumlah e-commerce besar di negeri tirai bambu, seperti Alibaba dan JD.com dikabarkan sudah menghapus produk mereka di marketplace.
Boikot muncul karena sejumlah produk negara barat mengomentari dugaan kerja paksa di pabrik kapas di Xinjiang. Manajemen H&M sempat mengungkapkan keprihatinannya atas kabar kerja paksa di Xinjiang.
Dalam pernyataannya, manajemen mengungkapkan bahwa perusahaan selalu menggunakan standar yang tinggi dan transparansi dalam rantai pasok globalnya. Saat ini, perusahaan tengah bekerja sama dengan lebih dari 350 produsen di China.
“Ini tidak mewakili posisi politik apapun. Grup H&M selalu menghormati konsumen China. Kami berkomitmen untuk investasi dan pembangunan jangka panjang di China,” ungkap manajemen H&M.
Sementara manajemen Nike pernah mengungkap keprihatinan atas isu kerja paksa di Xinjiang.
“Nike tidak mengambil produk dari (Xinjiang) dan kami telah mengonfirmasi dengan pemasok kontrak kami bahwa mereka tidak menggunakan tekstil atau benang pintal dari wilayah tersebut,” tulis Nike dalam pernyataannya.
Sebelumnya, komentar soal kerja paksa terhadap muslim Uighur sebenarnya bukan cuma datang dari perusahaan ritel negara barat, tapi juga pemerintahan mereka.
Bahkan, Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa sempat memberi sanksi kepada China atas kabar kerja paksa itu. Pemerintah AS misalnya, sudah pernah mengumumkan pemblokiran atas impor kapas dari Xinjiang karena khawatir dengan isu kerja paksa tersebut. *
Jakarta, Simanews.com - Korban tewas akibat gempa dahsyat yang melanda Turki dan Suriah menembus 20.451 orang. Dilansir CNN, Jumat (10/2),...
Read moreJakarta, Simanews.com - Survei Geologi Amerika Serikat (United States Geological Survey/USGS) memprediksi korban tewas akibat gempa magnitudo 7,7 di Turki...
Read moreSIMANEWS.COM, Jakarta - Perang di Ukraina kini masih berkobar, invasi Rusia ke Ukraina sudah memasuki hari ke-13, Selasa (8/3/2022). Krisis kemanusiaan yang dialami Ukraina semakin...
Read moreSIMANEWS.COM, Jakarta - Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI, menerbitkan aturan pembukaan visa kunjungan saat...
Read moreSIMANEWS.COM, Jakarta - Jenderal besar Rusia tewas ditembak sniper Ukraina saat tengah bertempur. Kematian sang jenderal disebut sebagai pukulan telak untuk...
Read moreMuna, Simanews.com - Ratusan Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Muna,...
Read moreCopyright © 2020 Sima News | All rights reserved. | Developed: by Kebon Jasa