SIMANEWS.COM, Jakarta-Menanggapi kabar meninggalnya dua orang pasien arian Omicron pada Sabtu (22/1/2022). Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo mengajak semua pihak untuk menjadikan dua kasus kematian akibat varian Omicron tersebut sebagai peringatan.
Rahmad Handoyo dalam kesempatannya menerangkan dengan kondisi yang saat ini terjadi, terutama mengenai meninggalnya dua orang pasien karena varian Omicron.
“Sudah ada dua pasien varian Omicron yang meninggal, yang artinya sudah ada case fatality rate-nya. Saya kira ini membuktikan bahwa Omicron itu memang bahaya dan nyata, sekaligus juga beresiko bagi orang-orang yang belum divaksin serta terhadap orang yang meskipun sudah divaksin tapi punya komorbid,” terang Rahmad Handoyo dalam keterangan pers yang diterima simanews.com, Senin (24/1/2022).
Rahmad Handoyo mengatakan, jika melihat badai Omicron yang menerjang berbagai negara di dunia, maka bisa diprediksi Indonesia sendiri tidak akan bisa menghindar dari varian Covid-19 yang disebut penularannya sangat cepat tersebut.
“Sudah terbukti, Omicron merebak di seluruh negara di dunia, kita pasti tidak akan bisa menghindar. Yang penting saat ini bagaimana agar lonjakan bisa kita antisipasi, bisa kita meminimalkan puncaknya dan jangan sampai menimbulkan korban,” katanya.
Baca Juga: Habib Syakur, Minta Pemerintah Cegah Ormas.
Lebih lanjut Rahmad Handoyo memaparkan, jika berkaca dari berbagai negara serta data statistik yang ada menunjukkan puncak Omicron akan terjadi antara 30-70 hari setelah pertama kali ditemukan di Afrika Selatan Desember lalu.
“Itu puncaknya ya, ada yang sampai 30 hari 40 hari ada sampai baru 70 hari baru pada saat puncaknya baru mengalami proses fase penurunan. Karena itulah kita mempersiapkan diri dalam waktu dekat ini, karena diprediksi akan terjadi lonjakan Omicron yang besar,” papar Politisi PDI-Perjuangan ini.
Ditambahkan Politisi PDI-Perjuangan ini menilai, semua pihak harus mempersiapkan diri dengan baik secara psikologis untuk menghadapi lonjakan varian Omicron, dalam artian tetap tenang dan tidak panik. Mencerna informasi dengan benar serta melakukan hal-hal pencegahan sesuai dengan anjuran pemerintah.
“Saya kira kita harus mempersiapkan diri dengan baik dan melakukan langkah dan tindakan yang tepat sesuai dengan anjuran pemerintah. Itu saya kira yang terpenting,” tambahnya.
Untuk diketahui Dua orang pasien Covid-19 varian Omicron di Indonesia dilaporkan meninggal tersebut diketahui, satu kasus yang merupakan transmisi lokal meninggal di Rumah Sakit Sari Asih Ciputat. Sedangkan pasien lainnya, yang merupakan pelaku perjalanan luar negeri, meninggal di RSPI Sulianti Saroso. Keduanya merupakan pelaporan fatalitas pertama di Indonesia akibat varian Omicron yang memiliki daya tular tinggi. (Red/ RF)