Rahim Turun, Simak Penjelasan Berikut!
25 Januari 2022
Suhendra Fu Pengusaha Muda Dengan Hati Yang Mulia
27 September 2021
Doloksanggul, SimaNews – Menikmati liburan di kawasan obyek wisata alam Danau Toba di Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasudutan (Humbahas) menjadi sebuah hal yang menarik bagi pengunjung, karena umumnya kawasan obyek wisata itu memiliki daya tarik tersendiri.
Sayangnya harga makanan dan minuman di daerah itu tidak berbanding lurus dengan cita rasa yang disajikan para pedagang.
“Makanan yang kita pesan seperti nasi dan minuman harganya itu sangat luar biasa,” keluh Poltak Tarihoran (45), warga Jakarta saat berada di salah satu kawasan wisata daerah Tipang, Bakkara kepada simaniews.com, Minggu (21/3/2021).
Dia menyebutkan harga biasa makan satu porsi hanya sekitar Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu, namun ketika melakukan pembayaran ke kasir ketika dikalkulasi, mencapai Rp 30 ribu per porsi.
Hal yang sama juga dirasakan Efendi Sitinjak (42), pengunjung lainnya.
Ia mengaku kecewa tidak jelasnya tarif harga makanan dan minuman, sehingga harga yang ditawarkan kasir terkesan dibuat sesuka hati.
“Kita merasa pengusaha di kawasan ini mematok harga seenaknya. Masa hanya satu 1 ekor ikan nila bakar ukuran kurang lebih ½ kilogram tambah nasi satu porsi bayarnya Rp 35 ribu? Ini kemahalan, kemudian cita rasa masakannya pun tidak sebanding,”ucapnya seraya menyebut keluhan ini perlu disikapi agar tidak menjadi image buruk berkepanjangan dari tamu yang akan datang berkunjung.
Ironisnya, lanjut Sitinjak, para pengelola usaha terkesan menaikkan harga dagangannya ketika tamu yang datang semakin banyak atau meningkat dari biasanya, sehingga terkesan telah menjadi tradisi tersendiri bagi pengusaha di daerah itu.
Terpisah sejumlah pedagang yang tidak mau namanya dituliskan mengakui bahwa di daerah itu belum ada ketentuan atau acuan harga yang dijadikan sebagai pedoman patokan harga satuan.
“Harga makanan dan minuman di sini memang beda dari harga pasaran karna sewa dan pajak kedai kami juga mahal,” sebutnya.
Kemudian lanjutnya, mereka belum ada dibekali pedoman satuan harga.
“Sehingga harga makanan yang kami tawarkan disesuaikan dengan kewajaran keuntungan, sebab semua bahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan masak juga tinggi dan tidak memiliki patokan harga yang jelas,”cetusnya.
Dikatakannya, ikan dan ayam potong kadang sulit didapat, selain itu juga sering dihadapkan dengan harga tinggi, agar terjadi keseimbangan keuntungan dalam berdagang, maka tidak ada pilihan selain menaikkan harga.
“Kalau pengunjungnya banyak maka keuntungan juga meningkat, sebab kesempatan itu tidak selalu datang,”ujar pedagang lainnya. (Bernat L Gaol)
Muna, Simanews.com - Ratusan Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Muna,...
Read moreJakarta, Simanews.com - Kesatuan Pelajar Mahasiswa Muna Jakarta, menggelar konferensi pers di gedung pertemuan daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. 16/11/23...
Read moreJakarta, Simanews.com - Gelar Konferensi Pers, beberapa mahasiswa yang tergabung dalam Forum Persaudaraan Mahasiswa Halmahera Jakarta menuntut PT. Priven Lestari...
Read moreJakarta, Simanews.com - Suara Pemuda Sultra Jakarta, menggelar konferensi pers pada 5 November 2023 di kawasan Episentrum Kuningan, Jakarta Selatan....
Read moreJakarta, Simanews.com - Suara pemuda Sultra Jakarta kembali mengingatkan masyarakat Muna agar Pilkada serentak nantinya di Tahun 2024 menjadi momentum...
Read moreJAKARTA | Simanews.com - Hari ini Selasa, 5 Desember 2023 akan berlangsung aksi penyampaian pendapat dari asosiasi pemerintah desa seluruh...
Read moreCopyright © 2020 Sima News | All rights reserved. | Developed: by Kebon Jasa