Simanews-Aung San Suu Kyi secara de facto terplih sebagai pemenang pemilu melalui partainya Liga Nasional untuk Demokrasi ( NLD ) dengan lebih dari 80 % suara pada pemilu 2020. Namun Tatmadaw dan USDP yang di dukung oleh milter menolak hasil tersebut.
Buntut dari kejadian tersebut, Min Aung Hlaing melakukan kudeta dengan menahan Suu Kyie, Presiden Win Myint beserta para pemimpn senior pada senin pagi (1/02/2021). Setelah penangkapan tersebut, Min Aung Hlaing memberlakukan keadaan darurat selama satu tahun.
Menanggapi situasi tersebut, sejumlah masyarakat melakukan aksi protes pada selasa (2/2/2021) malam mulai dari memukul panic hingga membunyikan klakson. Tak kentinggalan, sejumlah tenaga medis pun meluapkan ekspresi kekecewaannya tersebut dengan mogok kerja.
“Kami tidak bisa menerima diktator dan pemerintah yang tidak dipilih.
“Mereka bisa menahan kami kapan saja. Kami memutuskan untuk menghadapinya… Kami semua telah memutuskan untuk tidak datang ke rumah sakit”
Tampuk kekuasaan kini dipegang oleh Panglima Tertinggi Min Aung Hlaing. Sebelas menteri dan deputi, termasuk di bidang keuangan, kesehatan, dalam negeri dan luar negeri, telah diganti.
Dalam pertemuan pertama kabinetnya pada Selasa, Min Aung Hlaing mengulangi bahwa pengambilalihan itu “tak terelakkan” setelah militer membuat tudingan adanya kecurangan pemilu.
Utomo
Jakarta, Simanews.com - Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) menggelar Aksi Unjuk Rasa di depan Kantor Kedutaan Besar dan Kedutaan Besar Belanda...
Read moreCopyright © 2020 Sima News | All rights reserved. | Developed: by Kebon Jasa